Note

No matter how you start, the process will make you better and better. Don't worry to make a mistake, just do it... It's better than doing nothing.

Find me at Path--> Wynfrith M.

Rabu, 31 Desember 2014

Happy Holidays Everybody~

Akhirnya kembali ke blog ini lagi setelah sekian lama. Dan sebelumnya, selamat Natal untuk kalian yang merayakan. Maaf terlambat karena seminggu kemarin aku sedang dalam perjalanan, dalam rangka liburan tentunya~

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Tiba-tiba kita sudah berada pada penghujung tahun. Banyak momen yang telah terjadi selama setahun ini. Semuanya adalah kisah penuh warna yang jika kita baca kembali akan ada banyak hal yang patut disyukuri, baik al yang besar maupun kecil.

Kembali aku akan membuat resolusi untuk tahun 2015... Aku mau bisa kembali produktif. Ingin tetap bisa menulis banyak cerita meski akan sibuk bekerja nantinya. Aku ingin bisa terus seru-seruan bersama temanku meski akan terpisah nantinya setelah lulus.

Aku ingin menutup tahun ini dengan sebuah puisi... "Happy New Year"
Tapi sebelumnya, sekali lagi kuucapkan selamat Natal untuk kalian yang merayakan dan selamat tahun baru untuk semua orang. Semoga kita bisa mendapat liburan terindah dan kebahagiaan menyertai kita semua.

Sabtu, 20 Desember 2014

Good Night

Let the cold come through
Let it make my skin blue
It's the end
There's no more command
Let it be the last death i'll see
My own fading soul it shall be
Cold-hearted
Thousands death
I owe my crimes
Here now is my paytime
This is my curse
But also my bless
No more nightmare
I can sleep well
Good night...

MW201214


Sumber Gambar: Heart Touching Images (Fb Fanpage)

Sabtu, 13 Desember 2014

Stay

Long time has passed
People come and leave
Just like the way it should be
Where good bye should be said
and farewell is a must
But how long it should be?
How many good byes I should say?
Then one came along
Said that one won't leave
Will it be true?
Just like a candle in the dark
Small hope come approach
But will it stay enlight my way?
I don't know
I hope one will keep one's promise
Because one felt just right
Want no more pain
Please stay and let me hug you forever
But if destiny move in another way
Then let me hug you as long as I can
Let me smile longer than before

MW131214

Sabtu, 06 Desember 2014

Box of Melody

Setelah lanjutin skripsi, main visual novel dulu sebentar. Dan salah satunya punya musik latar yang cantik. Lagu kotak musik gitu. Jadi mendadak kepikiran puisi ini... Enjoy... And happy weekend all~

Sabtu, 29 November 2014

How I Can Keep Writing in a Random Mood

Saat menulis, sangat penting untuk menuangkan semua perasaan kita ke atas kertas (atau media tulis kalian apa pun itu). Kalau nggak, tulisannya pasti jadi hambar. Dibacanya bakal flat banget kayak  flat shoes. Tapi kalau perasaan kita lagi kacau balau gimana? Katanya penulis harus bisa nulis kapan pun, kan? Nggak boleh mesti nunggu hujan dulu lah, atau mesti ada teh merk tertentu lah, baru bisa nulis. Ya, kan? Tapi kalau benar-benar perasaan lagi nggak menentu? Gimana dong?

Minggu, 23 November 2014

Few Pictures That I Found

Aku menemukan beberapa image yang cukup bagus... 10 tips menulis dan kumpulan hewan mitologi. Lumayan buat ide nulis~



Kamis, 13 November 2014

Just Wanna Say

Mau mencurahkan sedikit isi hati... #lebay

Jadi begini, sempat diajakin ikut seleksi gitu buat ikut workshop cerita anak. Terus ada tantangan puisi 30 hari itu. Lomba cerpen juga ternyata lagi banyak-banyaknya. Pingin sih ikut itu semua. Tapi lagi bikin skripsi. Akhir tahun kalau bisa sih sudah beres. Biar lebih tenang gitu.

Dibilang keputusan yang berat, ya lumayan berat. Sejak terakhir magang aku sudah mulai jarang nulis cerpen. Serius deh, rasanya kangen banget. Tapi inilah hidup, kan? Harus pilih prioritas. Ada kalanya kita harus berhenti sejenak untuk melanjutkan. Kayak kemarin, ujung-ujungnya seharian sibuk lanjutin skripsi. Begitu mau bikin puisi mata sudah kecapekan. Alhasil aku lebih milih tidur. Daripada besoknya drop di kampus.

Tapi ya begitulah. Harus sabar. Waktunya pasti akan datang, kan? Begitu semua ini beres, semoga saja pas sudah kerja juga, masa dimana aku bisa rutin menulis lagi. Kalau dipikir-pikir, ini juga karena aku baru jatuh cinta pada dunia penulisan baru nggak lama. Pas baru awal-awal masuk kuliah. Jadi wajar juga jadinya begini. Jadi buat yang masih punya banyak waktu, manfaatkan... Karena rasa rindu ini bakal besar nantinya...

Ah... Semangat, semangat! Pasti bisa! Masih ada banyak kesempatan nanti! Lewatin skripsi ini dulu! Semangatttttt!!!

Selasa, 11 November 2014

Poem Challenge, Day 7

Kurang sesuai harapan, sih... Tapi ya bolehlah... Besok coba lebih baik lagi. Ngomong-ngomong, pernah kepikiran untuk mulai dari nol lagi? Entah kenapa aku punya pikiran seperti itu. Ahahaha :3

Senin, 10 November 2014

Poem Challenge, Day 6

Hujan pun turun setelah sekian lama matahari bersinar terik. Maka terciptalah puisi ini seiring rintik-rintiku hujan berjatuhan :'3
'Ku berencana 'tuk membuat puisi yang berkisah esok. Semoga kubisa menuliskan sesuai asa... Karena setelah lama tak berkarya dengan rutin. Irama batin barulah mulai kembali.
Puisi hari ke-6. Inilah dia...

Minggu, 09 November 2014

Poem Challenge, Day 5

Puisi hari ke-5 #30HariNonStopMenulisPuisi-5
Pikiran lagi terbang ke sana kemari. Alhasil, muncullah puisi ini... :3

Sabtu, 08 November 2014

Overslept QwQ"

Aaaaaa kemarin belum sempat nulis puisi hari ke-3... Malah ketiduran...
Sedih. Habis lanjut nulis skripsi harusnya lanjut nulis puisi, tapi kecapekan dan malah ketiduran di samping ponsel gitu. Gagal deh 30 hari. Ya sudahlah... kita coba 29 hari saja :'3 ahahahaha

Pelajaran: Harus pasang alarm kalau mau nulis. Antisipasi kalau tiba-tiba ketiduran...

Rabu, 05 November 2014

30 Days Poem Challenge (Day 1)

Ada tantangan dari grup Pedas :D menulis puisi 30 hari tanpa henti! Aku ikut... Kalian juga ikut yuk~
Cek aja syaratnya di sini. Bagi yang berhasil bisa dapat e-sertifikat loh...
Dan inilah puisi untuk hari pertama ^^


Jumat, 31 Oktober 2014

Halloween

Lama nggak nulis puisi. Jadi susah, ya... =w=" memang harus terus diasah loh nulis itu. Harus mulai sering nulis lagi. Bagi waktu sama tugas yang lain. Dan inilah puisi terakhir bulan ini... "Halloween"

Stand Still, Don't Lose from Any Critics or Even Flames

Belakangan ini di media sosial lagi heboh tentang hujan kritik. Karena sudah cukup heboh, nggak usahlah aku bikin lebih heboh lagi. Intinya ada seorang penulis yang hujan kritik pedas nan menyakitkan. Dia mengirim sebuah karyanya untuk mendapat kritik/saran di sebuah situs. Kemudian, bukan hanya sekedar kritik yang dia dapat. Nampaknya dia justru mendapat hujan hujatan. Begitu menyakitkan sampai dia menghapus posting-nya itu sendiri. Tapi kuyakin dia tetap tegar. Dia pasti baik-baik saja. Aku tidak akan membahas lebih lanjut soal penulis satu ini. Aku ingin membahas tentang respon seorang penulis.
 

Kamis, 30 Oktober 2014

I'm Back :D

Ujian telah usai.
YEAHHHHHH!!!
*ehem*
Maaf, sedikit heboh karena euforia.

Besok aku akan kembali posting seperti biasa. Oh, ngomong-ngomong kalau ada yang ingin bertanya sesuatu... (ya, siapa tahu ada yang mau nanya. Ahahahaha) cari aku di Path ^^
Di sana aku lebih aktif daripada di Twitter. Sekian dulu untuk hari ini. Sampai jumpa besok~

Senin, 20 Oktober 2014

Offline for Two Weeks...

Yup... Waktunya telah tiba... Musim ujian di sini... ;w;
Jadi aku izin menghilang sampai dua minggu ke depan. Wish me luck...
Dan sepertinya, aku bertekad untuk buat sebuah antologi. Kalau alurnya menyenangkan hati ini, mungkin akan kukerjakan. Berbarengan dengan proyek kolab yang masih nyangkut. :'3
Genre-nya apa? Antara fantasi, thriller, dan paranormal romance. Tapi mungkin juga semua. Ahahahaha lihat saja deh nanti jadinya gimana... Just go with the flow~
Untuk kalian yang juga mau ujian atau sibuk dengan tugasnya, semangat ya! 0w0)9

Sampai jumpa dua minggu lagi~

Rabu, 15 Oktober 2014

Almost November

Sudah mau bulan November. Waktunya hitung mundur. Bukan untuk tahun baru, tapi untuk NaNoWriMo!
NaNoWriMo 2014 sudah mau dimulai~
Tapi karena keadaan nggak memungkinkan. Aku mungkin baru akan ikut tahun depan. Mungkin... Kalau nggak sibuk. :'3
Apa sih NaNoWriMo itu?
NaNoWriMo bisa dikatakan sebuah tantangan dan pembelajaran yang bagus untuk menulis. Para pesertanya akan ditantang untuk menulis sebuah novel dalam waktu satu bulan. Tersedia forum diskusi dan bimbingan dari para penulis lain. Siapa saja pesertanya? Maka akan kujawab, seluruh dunia. Yup, peserta NaNoWriMo bukan hanya dari Indonesia tapi dari seluruh belahan dunia.
Merasa tertantang? Coba saja ikuti! Untuk kalian yang tertarik dan ingin tahu lebih lanjut, silahkan klik di sini (ini link facebook-nya). Dan bagi kalian yang ikut serta, semangat! ^o^)9

 Sumber gambar: fanpage fb NaNoWriMo

Minggu, 12 Oktober 2014

It's a Great Weekend

Akhir pekan yang panjang. Kemarin-kemarin habis jalan bareng teman seharian. I had a good time~
*Itu juga sebabnya sudah lama nggak posting apa-apa lagi belakangan*

Jadi kemarin aku pergi naik bus. Lari-lari ngejar bus malam-malam itu sesuatu sekali, ya? Ahahahaha, lanjut. Aku ini pakai lensa kontak. Kalau nggak, semua manusia sudah kayak mahluk halus yang nggak punya wajah gitu. Nah, pas naik bus itu sebenarnya ini mata sudah nggak gitu jelas lagi. Sudah burem, tapi nggak sempat pakai obat tetes. Begitu sampai tempat tujuan, mampir dulu ke mini market karena teman ada mau beli sesuatu. Ya sudah, di sana aku pakai obat tetes dulu.

Setelah tetesin kiri kanan, seperti biasa airnya bakal netes sedikit ke pipi. Jadi aku masukin dulu botol obat tetesnya ke tas sebelum lap airnya. Belum sempat lap, ada pengunjung lain masuk. Bapak-bapak usia tiga sampai empat puluhan sepertinya. Dia berhenti jalan dan natap aku bingung gitu. Dan aku cuma bisa diam, pasang muka datar. Aku disangka lagi nangis. =w=" ya sudahlah.

Oh, ada satu hal lagi, kemarin aku ada lihat sesuatu yang bagus. Nasihat yang bagus untuk para penulis. Untuk bisa menulis cerita yang mengejutkan, si penulis harus terkejut lebih dulu. Untuk bisa menulis cerita yang mengharukan, si penulis harus terharu dulu. Dan nasihat ini benar sekali. Aku ingat saat dulu menulis cerpen "Tale of Santa Claus". Cerpen ini sangat berkesan, karena aku sedih sendiri pas nulisnya, kayaknya dulu aku pernah bilang begitu juga. Ahahaha :'3

Dan tadi aku nemuin kuis ini di Fb, ada yang mau coba main juga? Kuis yang kasih tahu kamu itu mirip dengan penulis terkenal yang mana. Yang senggang silahkan klik di sini~
Sekian dulu post hari ini, selamat hari Minggu semuanya...

Minggu, 05 Oktober 2014

Random Saying & Strong Point of Some Story Kinds

Jadi ingat kejadian kemarin. Hari ini aku cerita aja ya... Ahahahaha.
Begini ceritanya, kemarin (kalau nggak salah sih, aku juga lupa kejadiannya hari apa) aku lagi buka-buka grup fb. Ada anggota yang baru belajar nulis fiksi mini. Hebat deh, paginya dia ada coba buat satu fiksi mini. Dan untuk ukuran fiksi mini, kepanjangan. Setelah dikritik, dengan semangat dia langsung coba buat lagi yang baru. Mungkin masih kurang plotnya. Maklum, fiksi mini kan memang susah. Pas pertama kali aku nyoba juga gagal total. Ahahahahaha. Jadinya garing :P

Tapi semangat dia itu bikin kagum loh. Semangat mau belajarnya tinggi. Itu bagus~ Calon penulis hebat nih. Untuk kalian yang sedang dalam tahap belajar (seperti kami), satu yang harus diingat kalau mau belajar menulis suatu tipe cerpen. Baca cerpen yang setipe dengan yang mau ditulis dan teliti karakteristiknya.

Rabu, 01 Oktober 2014

My Book is Here~

Akhirnya antologi "Kantong Pelastik Hitam" sudah sampai...
Meski ini cuma self-publish... tetap terharu......... :'3 pas buka, kyaaaa.... Ada tulisan sendiriiiiii #heboh
Mine is on page 9 by the way~
#Euphoriaaaaa Ahahahahahahaha
Notes: penerbitnya adalah MBM-Self Publishing


Senin, 22 September 2014

Quite Hard It Is =w="

Proyek kolaborasi sedang mulai dikerjakan. Baru bab 1 kok. Tapi susah juga ya. Apa lagi karena ide cerita ini berasal dari teman dan bukan dari diri sendiri. Agak meraba-raba juga nulisnya. Sedang proses revisi. Mungkin akan agak lama, karena meski revisi, ya tetap harus raba-raba juga. Harus nahan diri dari rasa ingin procrastinating. Harus bisa cepat selesai biar bisa maju. Ah... Semangat, semangat :'3

Selasa, 16 September 2014

It's in a Book!!!

Akhirnya, cerpen yang dulu pernah menang lomba, "The Channel", akhirnya sudah terbit sebagai buku... #terharu
Yah, tapi berhubung di lomba yang waktu itu aku cuma sebagai juara 2, namaku tidak tercantum besar-besar di sampulnya. Cuma ada di sampul belakang di bagian sinopsis. Ahahahahaha ya sudahlah. Ini juga lumayan. Untuk kalian yang mungkin berminat dan mau membeli antologi ini, bisa dicek harganya dan nomor yang bisa dihubungi di sini. Ah, harus kembali mengerjakan proyek kolaborasi. Sudah tertunda terlalu lama :'3
Sekian dulu semuanya. Oh ya, ini aku kasih unjuk sampul antologinya. Ahahahahaha~


Rabu, 10 September 2014

Sing It Loud

Start the beats up
Turn the volume up
Put your hands up
Boost your mood up

Nothing to worry
No need to hurry
Just sing it loud
Dance with proud

Move your hands
There's no fence
Move your hips
Just listen to the beats

You are the stars
Erase the scars
Just sing it loud
Dance with proud

Jump high
Fly high
Let it flow
Burn up the sorrow

No more tears
Only cheers
Just sing it loud
Dance with proud


MW100914

Senin, 08 September 2014

Silence

Midnight
Moonlight
Silence

Breeze
Miss
Silence

The one I seek
The one I lack
Silence

Only mine
No one can find
This silence

You don't understand
I can stand
Because I've found it

My treasure
My cure
The one I adore
The silence


MW080914

Senin, 01 September 2014

Debate

Ah, dunia... Begitu penuh dengan perbedaan dan beragam opini. Begitu berwarna dengan variasi ide di mana-mana. Tapi ada kalanya perbedaan itu yang menimbulkan perdebatan, dan berakhir dengan perselisihan. Ingat tentang plagiat yang kuceritakan kemarin? (Kalau lupa coba lihat lagi di sini). Ternyata masalah plagiat penulis satu itu menjadi melebar. Lalu sepertinya terjadi perdebatan kecil juga.

Sekarang seolah jadi ada dua sisi. Sisi pendukung anti plagiat, sisi ini mendukung keputusan grup penulis yang mengeluarkan si tersangka plagiat, sebut saja X, dari grup dan menyuruhnya menulis surat pernyataan melakukan plagiat sekaligus minta maaf. Sisi lain adalah sisi pendukung X. Pendukung X rata-rata adalah teman dan fans dari si X. Mereka-mereka ini justru kagum dengan perbuatan X yang begitu berani dan mau mengakui kesalahan. Ada juga dari kalangan pendukung X yang menyatakan kalau plagiat itu tidak masalah.

"Bukannya bagus? Berarti dia kreatif bisa mengambil beberapa bagian dari karya orang lalu menciptakan karya baru dengan merangkainya?" kata salah seorang pendukung X. Atau ada juga yang bilang begini, "Memangnya kenapa nggak boleh plagiat? Namanya juga penulis pemula. Masih belajar. Lagian si pencipta karya juga harusnya kan senang. Karyanya begitu bagus sampai ada yang mau plagiat. Menulis kan bukan demi uang?"

Terserah kalian ada di sisi yang mana. Tapi entah kenapa aku hanya bisa memegangi kepalaku saat melihat komentar dari sisi pendukung X. Kenapa? Coba baca surat terbuka ini... Isinya menggambarkan isi pikiranku, bahkan jauh lebih detail dan dalam. Surat tersebut ditulis oleh salah satu admin grup Pedas.

Ah... Semoga generasi penulis berikutnya tidak diwarnai plagiarisme. Cuma itu yang bisa kukatakan.

Minggu, 31 Agustus 2014

A Little Summary of This Week

Belakangan ini aku melihat banyak penulis yang ternyata seorang plagiat. Bahkan plagiatnya pun ada yang cukup kreatif. Dia mengambil sepotong dari banyak puisi untuk menciptakan puisi yang baru. Beruntung zaman sudah canggih. Dengan sebuah program khusus, kita bisa tahu keaslian suatu karya. Karena inilah plagiat satu itu (yang tak perlu disebutkan namanya) bisa tertangkap basah.

Lalu, kemarin ada seorang penulis pemula. Dia mengaku seorang komikus, lalu menjadikan hal itu sebagai alasan gaya penulisannya yang tidak sesuai. Tidak sesuai? Iya, tidak sesuai. Karena saat berkarya dia menggunakan huruf kapital untuk menegaskan sesuatu yang dianggapnya perlu ditegaskan. Katanya dia tidak nyaman jika harus menulis atau membaca sebuah karya tanpa huruf kapital. Aku sudah bicara banyak, begitu juga dengan para penulis lain yang jauh lebih ahli. Tapi entah sengaja atau tidak, semua jawabannya terkesan mengelak. Terkesan dia sedang berusaha untuk mempertahankan gaya menulisnya yang penuh huruf kapital. Inilah kesalahan yang sering dialami penulis pemula. Terlalu keras kepala dan tidak mau menerima masukan. Padahal kritik dan saran adalah guru yang baik. Kenapa tidak didengarkan? Dan lagi, jika tidak mau mendengarkan kritik, kenapa minta kritik dan kenapa juga disebarkan ke dunia luas? Simpan saja di laci dan jangan dikeluarkan. Pasti tidak akan ada yang mengkritik. Karena kritik ada selama kita mencari pembaca.

Sungguh minggu yang ramai. Meskipun hanya di dunia maya, tapi rusuhnya terasa sampai ke dunia nyata. #sigh
Begitulah minggu ini. Semoga penulis pemula lain bisa mau menerima kritik dan saran, juga tidak coba melakukan plagiarisme cuma demi gambar jempol yang banyak di dunia maya.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Meretak

Riak sebagai mula
Lalu menusuk
Tidak jelas asalnya
Langsung merasuk

Teriakan keras bergema
Tapi tidak terdengar
Penuh sengsara
Namun samar

Meledak-ledak
Tersembunyi
Meretak
Benci

Tidak paham
Dia ada
Meluap
Pendam


MW,170814

Sabtu, 16 Agustus 2014

Don't Push Yourself Too Much

Kata mereka, teruslah menulis meskipun kamu merasa tidak ingin menulis. Memang ini adalah cara terbaik untuk bisa tetap produktif. Cara yang bagus juga supaya kita bisa menjadi profesional yang bisa menulis kapan pun di mana pun. Tapi menurutku, cara ini tidak bisa dilakukan terus-terusan juga. Pada akhirnya kita akan mencapai titik jenuh. Dan akhirnya, kita menulis dengan penuh rasa terpaksa. Lalu tulisan kita pun akan berakhir datar.

Ada satu titik dimana akhirnya kita harus berhenti sejenak. Lepaskan penamu, bangkit dari kursi, dan beristirahatlah sejenak. Rekreasi singkat akan bagus untuk dirimu. Terlalu memaksakan diri juga tidak akan baik jadinya. Jangan sampai kau menulis dengan tertekan. Kita menulis untuk bahagia dan membahagiakan orang lain. Itulah yang harus kita ingat.

Have a great weekend all :)

Minggu, 10 Agustus 2014

Remember What Your Real Dream is

Terkadang, tujuan awal dari mimpi kita bisa teralihkan entah kapan dan bagaimana. Sebesar apa pun mimpimu, pasti akan ada rintangan atau bahkan sesuatu yang membuatmu lupa pada apa yang sebenarnya menjadi impanmu. Tidak terkecuali mimpi menjadi seorang penulis.

Ingin membuat kisah yang menyentuh hati banyak orang. Membuat dunia yang memukau semua orang. Hal ini bisa beralih menjadi ingin menang dan mendapat hadiah. Hal ini membuat kita teralihkan dan kualitas tulisan kita juga bisa saja menurun. Kenapa? Karena keindahan dalam tulisan kita telah tercemar dengan keserakahan.

Jangan pernah melupakannya. Ingatlah selalu mimpimu yang sesungguhnya. :)

Sabtu, 09 Agustus 2014

Thank You

Kebahagiaan terbesar adalah saat ada pembaca, meskipun hanya satu, yang menyukai karyamu. Apresiasi dari para pembaca adalah imbalan hebat bagi para penulis. Terima kasih banyak. Baik saran maupun kritik, semua itu sangat berharga. Detik-detik karyamu dibaca dan dinikmati merupakan momen singkat penuh makna. Karenanya terima kasih banyak. Terima kasih pada kalian para pembaca.

Jumat, 01 Agustus 2014

Confidence

Selamat Lebaran dan mohon maaf lahir batin semuanya...
Telat sih ngucapinnya... tapi berhubung seminggu kemarin nggak ada sinyal, jadi baru sekarang ngucapinnya.

Jadi begini, tadi sempat lihat sekilas komen di salah satu grup kepenulisan di fb, ada satu komen yang bagus dari salah satu member. Yang mana inti dari komennya, tulisan penulis dipengaruhi rasa percaya diri si penulis sendiri. Jika si penulis sendiri nggak yakin dengan tulisannya, gimana pembaca?

Terkadang kita terlalu meragukan kemampuan kita sendiri. Alhasil tulisan kita jadi meragukan. Istilahnya, seperti seorang model yang ragu untuk berpose, pasti posenya nggak bagus. Kalau mau berkembang, bisa dicoba dari kepercayaan diri sendiri.

Intinya, jangan pernah merasa buruk. Karena ini namanya rendah diri.
Tapi jangan pernah merasa jadi yang terbaik. Karena ini namanya tinggi hati.
Yakin saja dengan kemampuan kita. Dan terus melangkah maju. Ini namanya percaya diri dan mau maju.

Rabu, 16 Juli 2014

Pressure Point (100 words story)

Belakangan ini lagi belajar nulis cerita 100 kata... Dan setelah mendapat komen dari kemudian.com, inilah beberapa poin penting yang kudapat.

Berbeda dengan cerpen biasa, cerita 100 kata lebih rentan karena jumlah kata yang benar-benar sedikit. Pembaca pasti akan dua kali lebih memperhatikan penggunaan kata kita. Pemilihan kata juga harus tepat, supaya bisa menimbulkan dampak yang kita harapkan dan bisa mudah dimengerti pembaca.

Dalam cerita 100 kata, yang membuatnya berhasil adalah dampak besar yang timbul dari tulisan pendek. Twist yang mengejutkan adalah cara terbaik untuk membuat dampak itu. Dan harus hati-hati, satu kata yang salah bisa membocorkan twist cerita kita dan mengurangi dampak yang diberikan.

Harus belajar lebih lanjut~

Sabtu, 12 Juli 2014

Flash Fiction for Quizania



Minggu lalu habis ikut Quizania di grup Pedas =w=
Menunya flash fiction 100 kata. Dan berhasil lolos sebagai salah satu pemenang *yeay* Jadi, inilah cerita yang berhasil menang itu. Terima kasih sudah mau membaca~
"Kalian Tidak Lulus!" oleh M. Wynfrith.

Minggu, 06 Juli 2014

PATIENCE

They said patience is a power
Can defeat all problems
But everything that has power
Has a weakness

Patience indeed strong
But all strength isn't perfect
Not too long
It will make a crack

A crack from inside
A great pain
I want to hide
Don't want to feel it again

Maybe it's not the real one
The real power they all said
Means I have none
None of the one they said

But it's a doubt now
Should I search it?
But I don't know how
Now, I just want to forget it




Bks, 030714

Sabtu, 28 Juni 2014

My Writing Friends

Kalau lagi nulis, bakal lebih enak ditemenin sama:
-Kopi / teh
-Permen, terutama lolipop
-Musik (kalau dunia terasa terlalu berisik)
Kalau kamu gimana? :))

Minggu, 22 Juni 2014

My Little Trick

Entah sebelumnya pernah nulis tentang ini atau nggak. Tapi, kalau sudah pun nggak masalah kan berbagi lagi? Ahahahaha.
Dalam menulis cerita, selain plot, alur, dan kawan-kawannya, yang paling penting adalah gaya bahasanya. Gaya bahasa itu memang tergantung tiap penulis, tapi ada satu yang selalu sama. Enak dibaca. Apa pun gaya bahasanya, kalau nggak enak dibaca pasti itu buku bakal langsung ditutup. Contoh bahasa yang nggak enak? Bahasa berulang yang monoton. Misalnya ya...

Sabtu, 21 Juni 2014

Got to Learn Time Management

Lama sudah aku tidak nge-blog. Ahahahaha. Setelah sibuk ujian langsung magang. Kapan nulisnya? ;w;
Pingin nulis lagi. Sampai sekarang, hal yang masih membuatku takjub adalah mereka yang bisa punya lebih dari satu profesi dan semuanya bejalan dengan baik. Time management mereka luar biasa. Sepertinya sudah waktuku untuk belajar mengatur waktu. Karena sekarang ini, profesiku sudah rangkap tiga. Mahasiswa, penulis, akuntan. Harus...segera...menulis.

Jumat, 13 Juni 2014

Pitch Black


Day by day
Time has flown away
I had nothing to say
It's been a while
I spent days without your smile
Between us, spreads a mile


I am scare
It's real and I do aware
But still hope this is just a nightmare
But now I'll open a path
With a hundred death
I'll bring you back

With this spell
You'll be back as well
There will be no more hell
One more time my dear
We will be together
Forever


Bks, 13 June 2014

Another Just Saying

It is done~ It is done~
That thing won't bother me anymoreeee~
Ahahahahaha
Maaf, masih ada sisa euphoria. Tapi kini aku kembali... Dan banyak event menarik berjejer siap untuk kukunjungi. Oh, ada satu hal yang cukup menarik perhatianku belakangan. Jadi begini, yang namanya penulis itu... Jangan sombong. Kenapa? Nanti nggak bisa maju...

Rabu, 04 Juni 2014

Late Notif

Jadi... untuk sementara admin yang abstrak ini akan sembunyi dulu dari blogging...
*telat ngomong*
Sudah masuk musim ujian =w=" ahahahaha harus kembali berjuang. Akan segera kembali secepatnya... Wish me luck~  ^^

Jumat, 30 Mei 2014

Just Saying

Tulisan adalah curahan hati
Tulisan adalah isi mimpi
Tulisan adalah karakter
Tulisan adalah hidup
Tulisan adalah dunia yang baru

Night

Moon is high
Silvery light showered the sky
Midnight is here
Erased all the fear
Silence take it all
What a nice call
I'm so glad
Won't be sad
Thanks night
You make it right


Bks, 30 May 2014

Sabtu, 24 Mei 2014

Never Forget!

Apa yang paling berharga dari seorang penulis? Menurutku:
  • Alat tulis, apa pun bentuknya
  • Imajinasinya
  • Karyanya
  • Para pembaca
Dan untuk hal yang ketiga, seorang penulis pasti akan merasa sangat sakit kalau tiba-tiba hal buruk di bawah ini terjadi.

Rabu, 21 Mei 2014

Try This?

Terkadang, kita butuh sebuah tantangan untuk bisa maju lebih jauh... Jadi ini beberapa hal yang pernah kujadikan tantangan untuk diri sendiri...
1. Ikut lomba tanpa mikirin hasil. Lomba lokal? Nasional? Nggak pusing... Majuuu!!!
2. Coba tulis ulang sebuah dongeng ke dalam versi sendiri. Alhasil cerita yang ceria malah jadi cerita sedih. Ya udalah ya... :P
3. Buat 5 plot sehari untuk stok. Lumayan buat asah otak dan jadi cadangan ide kalau kena writer's block.
4. Temukan sebuah gambar yang unik dan jadikan sebagai ide cerita. Tantangan yang sudah biasa dan sering dilakukan beberapa komunitas penulis... Tapi, kenapa nggak?
5. Buat sebuah puisi yang mengandung cerita. Pasti keren... Puisi yang begini masih termasuk jarang ditemukan (menurutku).

Ada ide tantangan lain?
Let's do it...

Senin, 19 Mei 2014

Destiny is Quite Funny

Past is a history, present is a gift, future is a mystery


Sering deh dengar kalimat ini... Dan baru aja sadar kalau memang masa depan susah diprediksi. Mau bukti? Begini... Aku baru sadar kenapa baru mulai nulis pas kuliah dan bukan lebih awal. Karena dulu aku nggak suka pelajaran Bahasa =w=" ahahahaha.

Lucu pas tahu kalau orang yang dulunya paling ogah ujian Bahasa, mendadak punya mimpi mau jadi penulis. Orang yang biasanya mikir lama pas disuruh buat artikel, paragraf, dan kawan-kawan sejenisnya, sekarang sering nulis cerita. Life is unpredictable... Future has a lot of surprise... Keren banget ya hidup itu? ^^

Minggu, 18 Mei 2014

Mini Story~

PERHIASAN BARU

Sungguh cantik perhiasan baruku ini. Sebuah kalung indah yang kuperoleh dari temanku. Liontin bermata dua ini sungguh berkilau. Ah, mereka berkedip penuh dendam lagi. Memang aku tidak salah pilih. Mata temanku sungguh cantik.

Bks, 18 Mei 2014



#setelah sekian lama gak post apa-apa... ini dia cermin iseng dariku... ^^
//iseng yang seram =w=" ahahaha

Senin, 12 Mei 2014

Don't Forget to Research

Yak, setelah satu tahun nggak nulis novel, akhirnya aku kembali masuk ke bab pertama hari ini dalam novel kolaborasi dengan seorang teman penulis. Dan di saat itu juga aku teringat hal paling penting yang harus dilakukan sebelum menulis novel. Research.

Sebelum mulai menulis, ada baiknya kalian sudah menyiapkan outline kalian lebih dulu. Pastikan jalannya cerita sudah cukup jelas meski hanya bayangan kasarnya saja. Dan untuk itu, research adalah hal yang cukup penting terutama untuk kalian yang ingin menulis novel bertema historical maupun tema lain yang bukan fantasi. Kenapa? Supaya logika yang ada tetap terjaga. Karena di novel fantasi saja kejelasan suatu scene dalam cerita harus tetap bisa diterima, apa lagi novel non-fantasi?

Misalnya saja yang baru saja aku sadari beberapa waktu lalu. Aku lupa cari tahu kendaraan apa yang mungkin digunakan oleh seorang saudagar kaya pada tahun 1920. Kenapa harus dicari tahu? Tulis saja mobil antik, kan bisa? Tidak...tidak... Salah satu hal yang membedakan novel dari cerpen selain panjangnya cerita adalah detail. Detail dalam novel pasti bisa lebih jelas dibanding cerpen yang jumlah halamannya terbatas. Jadi, usahakan agar detail kecil seperti itu bisa tetap kalian perhatikan dan perlihatkan. Agar terasa lebih nyata~

Begitu saja untuk hari ini =w= ahahahaha
Harus segera kembali ke novelnya. Dan, dunia panas ya hari ini? #nggak penting
Jadi, sekian dulu... 0w0//

Minggu, 11 Mei 2014

Small Advice for All Dream Chasers

Untuk meraih impian, ketekunan itu sangat perlu. Begitu juga kesabaran dan keyakinan. Semua dibutuhkan untuk terus melangkah maju menuju garis akhir. Teruslah melangkah tanpa kebimbangan. Tapi jangan kau abaikan juga keadaan sekelilingmu. Karena kita tetap harus membuka mata pada lingkungan kita. Jangan karena ambisimu kau lukai orang lain. Jangan karena mimpimu kau hancurkan mimpi orang lain. Mimpimu akan jauh lebih indah saat semua merasa bahagia.

N.B. Jangan lupa untuk jaga kesehatan ya... Jangan karena ingin mengejar impianmu kau korbankan kesehatanmu. Nanti malah tidak terkejar loh... Have a nice Sunday all~

Sabtu, 10 Mei 2014

New Project is Waiting

It's been a while :)) Hello again~
Jadi, belakangan ini terlalu sibuk sama tugas sampai tiap ketemu kasur langsung merem tanpa sadar. Jadi, karena kurangnya waktu diputuskan untuk buat plot stock dulu untuk sementara ^^
Plot stock akan sangat berguna kalau-kalau nanti kita lagi bingung mau nulis apa. Sangat berguna buat mereka yang hobi nulis H-1 sebelum deadline.

Sedikit info aja, aku baru saja setuju untuk ikut dalam proyek kolaborasi (yang mana harus segera kumulai setelah membabat habis tugas buat satu minggu) bersama seorang teman lama. Teman SD tepatnya. Siapa yang tahu? Ternyata menulis bisa membawa kembali nostalgia bareng teman lama... :D

Wish us luck for this project~

Senin, 05 Mei 2014

What Will I Do with Critics?

"Karya lo jelek ah..."
"Apaan sih? Aneh banget..."
"Cerpen lw datar."
"Ih, garing..."

Kalau dapat kritik kayak begitu... Mesti gimana ya? Kalau aku sih... Bakal melakukan tiga langkah~

Kamis, 01 Mei 2014

Another Euphoria

Hari ini, artikel pertamaku... Ehmm... Bukan. Artikel tentang diriku yang pertama - ini baru benar - akhirnya muncul >///< setelah menang lomba di SCBWI, ada artikel khusus biodata pemenangnya... Dan hari ini artikel itu dimuat di web resmi SCBWI... Awesome!

Kalau ada yang mau lihat artikelnya, klik saja di sini. Ini, akan jadi salah satu momen besarku. Terus melangkah untuk menggapai impian! #euphoria

Rabu, 30 April 2014

"This is My Dream"

Hitam, putih, atau keduanya
Hijau, kuning, penuh warna
Tinggi, luas, tak terhingga
Liar, lepas, bebas

Tak bisa dilukiskan
Tak bisa dijelaskan
Semua abstrak
Tanpa batasan jarak

Ini mimpiku
Ini duniaku
Akulah penciptanya
Akulah sang raja

Jangan kau ganggu
Jangan kau temboki
Ini langit dan sayapku
Ku akan terbang tinggi

Aku pasti akan terbang tinggi

Senin, 28 April 2014

It's Gonna Be Fine

Look up to the sky
Stop questioning why
You don't have to be shy
You may cry

Just release it
Everybody needs it
Sometimes tears can fix it
Rest your heart with it

But not so long
Too long makes it wrong
Get up and be strong
Everybody can be strong

You can face it
I'm sure of it
You can do it
I do know it

Gather your courage
Start a new page
It's gonna be fine
You will shine

Bekasi, 7 Februari 2014

Minggu, 27 April 2014

Poem Time~ (Part 2)

HARUS APA?

Tenang tiada gerakan
Diam tanpa getaran
Sepi tiada suara
Hati sepi tak terkira

Kukira aku bisa menerimanya
Bisa duduk menunggunya
Tapi waktu memang berkuasa
Waktu mengubah semua

Tidak bisa lagi
Terlalu sepi
Terlalu sedih
Aku iri

Yang lain tidak menunggu
Tapi bisa saling bertemu
Kenapa hanya aku?
Kenapa takdir waktu?

Apa kau pun menungguku?
Atau hanya aku?
Mungkin ini hanya harapan palsu?
Atau ilusi waktu?

Tidak tahu harus apa
Terus menunggu
Atau memejamkan mata
Harus apa?


Bekasi, 1 Maret 2014

Sabtu, 26 April 2014

Poem Time~

MENUNGGU

Waktu berlalu
Dengan kehampaan hati
Aku menunggu
Sepi menemani

Aku menantimu
Diam tanpa tanya
Kuyakin kau pun begitu
Menanti saatnya

Saat kita bertemu
Di suatu tempat nanti
Aku akan mengenalimu
Hati ini akan mengenali

Aku yakin itu
Kupercaya takdir ada
Keajaiban dalam hidup
Yang akan menyatukan kita

Bekasi, 16 Januari 2014

Jumat, 25 April 2014

"My Machina"

“Ayo cepat, Sergo, keretanya sudah mau berangkat!” gerutuku.

“Baik, Nona Rebecca... Maafkan saya,” jawab seorang pemuda bermata biru. Dia berusaha berlari lebih cepat sambil menyeret dua buah koper ukuran besar. Kami berlari menuju pintu kereta. Aku berhasil masuk lebih dulu darinya.

Tiba-tiba terdengar pengumuman dari speaker di dalam kereta, “pintu kereta akan segera ditutup. Harap menjauh dari pintu. Terima kasih.”

Aku terkejut dan langsung berteriak, “Sergo! Cepat!”

“Aku datang!” Dengan sigap Sergo melemparkan kedua koper itu ke dalam kereta dan melompat masuk tepat sebelum pintu tertutup. Kereta tenaga matahari ini pun mulai melaju. Kami bernapas lega. Ralat, hanya aku yang bernapas lega. “Sergo, hari ini kau lambat sekali. Apa kau sudah melakukan perawatan mesin harianmu?” tanyaku kesal.

Kamis, 24 April 2014

Euphoria

Hari ini adalah hari besar... >///<
Bukan, ini bukan hari ulang tahunku. Tapi hari ini keanggotaanku di SCBWI sudah aktif... Akhirnya... Hari ini tiba juga. Setelah memenangkan sebuah lomba menulis cerpen anak, aku mendapat keanggotaan di SCBWI. Akan belajar banyak dari sana...

Rabu, 23 April 2014

"Tale of Santa Claus"

Hai hai... Aku kembali...
Hari ini aku ingin share sebuah cerpen. Cerpen ini aku buat untuk challenge Three Word Hall saat event Natal... Dan sebuah pengakuan, ini... Aku menulis cerpen ini dengan The Power of Kepepet... =w=" Jadi aku tidak sempat untuk membuatnya sedetail yang kuharapkan. Tapi aku lumayan puas bisa menyelesaikannya tepat waktu. Hasilnya pun lumayan.

Dengan sedikit kepanikan karena buruknya sinyal internetku waktu itu, aku berhasil mengirim cerpenku tepat dua menit sebelum tenggat waktunya... QwQ ahhhh pengalaman yang mengerikan. Pelajaran untukku untuk tidak pernah menunda-nunda pekerjaan. Ahahahahaha. Tak usah panjang lebar lagi, langsung saja... Ini dia, "Tale of Santa Claus"

Selasa, 22 April 2014

Sharing My Favorite Group ^^

Selamat pagi~
Untuk hari ini, aku mau berbagi tentang satu grup kepenulisan favoritku. Selain dari kecom aku juga belajar banyak dari grup fb ini. Dan grup itu adalah grup PEDAS-Penulis dan Sastra
N.B. Grup ini juga penerbit loh...

Dari sekian banyak grup yang sudah kudatangi, aku merasa nyaman di sini. Ini adalah grup teraktif yang pernah kudatangi. Di grup ini penuh dengan dokumen pembelajaran yang cukup lengkap untuk masalah kepenulisan. Admin yang mengelola grup berlambang cabai merah ini pun adalah orang-orang profesional dalam dunia sastra. ^^

Dokumen pertama yang akan dan harus kalian lihat saat bergabung adalah dokumen untuk anggota baru. Dokumen ini disematkan di bagian teratas page, jadi kalian tidak perlu susah-susah mencarinya. Di sinilah semua aturan yang ada akan dibeberkan. Kelihatannya mungkin banyak tapi nggak kok, biasa saja.

Pasti terkesan agak seram dan kaku kan kalau di awal saja sudah ada peraturan menanti? Tapi tidak. Justru sebaliknya, semua penghuni Pedas sangat bersahabat dan santai. Dari semua grup yang pernah kukunjungi cuma di sini yang terasa menyenangkan. Terasa seperti keluarga penulis di dunia maya :D

Aku sangat menyarankan bagi kalian yang ingin memasuki dunia sastra lebih dalam untuk bergabung ke grup ini. Ikuti aturan yang ada dan ikuti event serta kelas-kelasnya. Kalian akan belajar banyak. Jadi sekian dulu sharing dariku. ^^
Thanks for reading...

Senin, 21 April 2014

Writing Style and a Story (White Mask)

Selamat pagi~
Kembali lagi aku akan merusuh di sini :D

Hari ini aku mau bicara sedikit tentang gaya bahasa. Gaya bahasa mana sih yang benar?
Semuanya benar.
Gaya bahasa setiap penulis itu berbeda. Dan kalau sudah punya gaya sendiri, pasti susah kalau mau coba menggantinya. Cara kita menulis bisa menggambarkan karakter si penulis juga. Jadi itu yang membuat sulit untuk mengganti gaya bahasa kita, karena hal itu mirip dengan mengganti karakter kita sendiri. Tapi ada kalanya gaya bahasa kita terpengaruh dari penulis yang karyanya sering kita baca. Tapi itu pun bisa terpengaruh karena kita merasa nyaman saat membacanya kan? Jadi sama saja... Pada akhirnya gaya bahasa kita akan menunjukkan karakter kita.

Setelah kita menemukan gaya bahasa yang tepat, cara penggambaran yang tepat (ada yang cenderung menggambarkan apa yang tokoh lihat, ada yang cenderung ke arah perasaan tokoh, dll.), cara kita menulis (dengan pena? Komputer? Laptop?), dan lain-lain serta mengasahnya dengan sering membaca dan menulis maka itu pasti. Kalian pasti akan jadi penulis handal suatu hari nanti. Aku yakin itu. Aku sendiri butuh waktu untuk menemukan gaya yang tepat jadi jangan khawatir kalau kalian belum menemukannya.

Cuma info... Gaya bahasaku itu cenderung menulis dalam kalimat yang singkat dan to the point. Cenderung menggambarkan perasaan tokoh. Kelihatan kan di setiap cerpenku? Lalu aku lebih memilih mengetik dengan laptop, lalu...
//Sudah Wyn, ayo lanjut... =w="

Pada awalnya kalian juga pasti akan kesulitan saat mulai menulis. Aduh, waktunya lagi nggak pas... Atau, aduh, lagi nggak mood. Yah, aku nggak akan menyalahkan. Jika kalian masih pemula itu memang wajar. Tapi pada akhirnya kalian harus belajar mengatur mood sendiri. Kalau mau menjadi penulis yang profesional, tidak bisa terus bermanja pada alasan waktu atau tempat yang tidak tepat. Konsentrasi, hanya itu yang kita butuhkan. Dan aku telah belajar membuat zonaku sendiri. Aku bisa memaksakan diri tetap menulis meskipun mood sedang naik turun. Yah, saat aku membuat zonaku sendiri, aku jadi tidak bisa dengar apa-apa selain isi pikiranku sendiri. Itu membuat orang lain sering mengoceh karena merasa diabaikan olehku. Tapi... Bahkan aku tidak sadar orang itu sudah ada di dekatku dari kapan. *cry* Tapi ya sudahlah. Apa mau dikata. Hahahahaha... "Maaf, ulang dong tadi ngomong apa..." :P

Iya, itu memang tidak baik... Orang lain jadi susah. Makanya aku selalu bilang ke orang lain dulu kalau mau mulai nulis. Supaya mereka nggak ngomel dan memanggilku untuk merespon dulu... Hehehehe... Ya sudah, sekian dulu saja... Sekarang saatnya post cerpen baru... Dan maaf, sekali lagi temanya agak sedikit berdarah tapi tidak sebanyak yang kemarin... Maklum, waktu itu aku lagi belajar membuat tema misteri dan gore. Jadi ya begitu... Dan inilah dia, "White Mask". Selamat membaca.

Minggu, 20 April 2014

"That Biscuit"

Selamat Paskah bagi mereka yang merayakan ^^
Dan selamat pagi untuk semuanya... Untuk hari ini aku akan share satu cerpen yang berdasarkan kisah nyata alias benar terjadi padaku. Benda utama dalam cerita ini? Biskuit... Ada apa dengan biskuitnya? Silahkan baca dan cari tahu :D ahahahaha...

Tapi kenapa aku menulis ini? Karena aku ingin mengabadikan satu momenku bersama sahabat-sahabatku. Mereka yang selalu menemani dan menolongku.

Selamat membaca dan terima kasih sudah mau mampir~
"That Biscuit"
 

Sabtu, 19 April 2014

"Additional Life"

Pagi... ^^
Gimana tidurnya semalam? Ada mimpi yang seru? Sering bermimpi? Aku sering.
Seperti yang kuberi tahu sebelumnya, alasan aku mulai menulis adalah kecintaanku pada novel dan banyaknya mimpi keren yang sayang kalau sampai terlupakan. Dan khusus hari ini, aku akan post salah satu cerpen yang terinspirasi dari mimpiku. Dengan sedikit tambahan di sana sini dan suasana yang agak tegang, inilah dia "Additional Life". Cerpen kali ini akan sedikit lebih panjang daripada yang biasanya. Hmmm... Nggak deh, jauh lebih panjang. Mungkin ini dua kali lebih panjang dari cerpen yang biasa. Dan cerpen ini ber-genre science fiction. Tapi tenang post ini tidak akan memotongnya, aku akan kirim semua sekaligus jadi kalian tidak perlu menunggu untuk membaca akhirannya. Karena aku pun tidak suka menunggu, rasanya menyebalkan. Hahahaha. Jadi selamat membaca~

Perhatian!
Dalam cerpen ini adegan penyekapan dan penyiksaan. Jadi ada elemen darah di dalamnya dan jika takut dengan darah, kusarankan tidak membacanya. Terima kasih.

Jumat, 18 April 2014

Title and Opening

Morning all... Dan selamat Jumat Agung bagi yang merayakan ^^
Untuk hari ini, aku mau membicarakan masalah judul dan pembuka yang baik untuk sebuah cerita. Begini, banyak yang bilang don't judge the book by its cover. Tapi bagaimana pun juga cover buku adalah hal pertama yang kita lihat. Sama halnya dengan cerpen.

Untuk cerpen, judul adalah hal pertama yang dilihat. Jadi ini adalah elemen yang juga sangat penting selain isi cerita. Dalam membuat judul ada baiknya kita menggunakan judul yang sesuai dengan isi ceritanya, itu sudah pastilah ya? Mungkin bisa membuat judul dari kejadian atau benda yang memegang peranan penting dalam cerita. Atau mungkin kita bisa menggunakan nama tokoh utamanya. Atau yang lainnya.

Satu hal yang harus diperhatikan. Judul harus dibuat menarik dan TIDAK BOLEH membocorkan isi cerita kita! Dalam hal membocorkan isi cerita, ini biasanya terjadi dalam menulis cermin (cerita mini). Cermin biasanya hanya terdiri dari beberapa kalimat dan jauhhhhh lebih pendek dari cerpen. Masalah cermin akan kita bahas lebih lanjut di lain waktu, kita fokus dulu pada masalah judul. Misalnya begini, kita membuat cerita yang memiliki twist di bagian akhir. Eh... Judulnya malah menggambarkan dengan jelas twist itu sendiri. Berarti kita sudah membocorkan bagian penting cerita kita sendiri dan elemen kejutan pun langsung hilang. Jadi hati-hati ya dalam memilih judul...

Sekarang tentang paragraf pembuka... Paragraf pembuka akan jadi penentu kesan utama untuk cerita kita. Awal yang hambar bisa membuat pembaca malas untuk melanjutkan. Awalan standar seperti "Di suatu siang, A sedang jalan-jalan" sangat tidak disarankan. Ada baiknya kita mulai dengan pembukaan yang membuat penasaran para pembaca.

Kalimat pembuka yang menegangkan adalah contoh yang baik. "Aku berlari dan terus berlari. Napasku kacau. Aku tidak tahu harus apa. Hanya bisa terus berlari." Yang seperti itu...
Contoh lain... Bisa saja yang seperti ini... "Kucoba untuk tetap tersenyum di depan yang lain, tapi aku tidak tahan dengan kepalsuan ini. Aku ingin mengakhiri semuanya."
Intinya, buatlah pembaca penasaran dulu...

Kenapa tiba-tiba aku membahas masalah ini? Karena banyak penulis pemula yang mengalami masalah dalam kedua hal ini. Dulu aku pun begitu... Aku akan menghabiskan waktu lebih lama memikirkan pembukaan yang bagus. Awal yang tepat dan menarik hati. Dan judulnya, aku selalu membuat judulnya setiap pertengahan atau setelah selesai menulis ceritaku. Hahahahaha... Orang selalu bingung kalau aku lagi coba menulis. "Katanya mau nulis? Kenapa malah melototin laptop doang?" Begitu kata mereka. Maklumlah, aku agak perfeksionis. Jadinya agak lama kalau mikirin kedua hal itu. :P

Jadi untuk kalian yang mau menulis. Buatlah semenarik mungkin yah... Terutama untuk yang mau menulis cermin (cerita mini) atau FF (Flash Fiction) yang super pendek. Para penulis pemula masih sering salah memilih judul karena membocorkan kejutannya. Mulailah cerita kalian dengan menarik dan pikatlah hati para pembaca... ^^ Jadi, selamat mencoba...

Kamis, 17 April 2014

Character and a Story (The Exile)

Hai hai... Gak sadar udah malam. Perasaan tadi masih terang benderang, mendadak bulan udah nongol aja...
Nah, untuk hari ini... Aku pingin bahas sedikit tentang "perasaan saat menulis" #kumat lebaynya

Jadi begini, yang namanya menulis, perlu yang namanya pendalaman karakter. Kenapa? Untuk memastikan sifat karakter kita nggak berubah sembarangan. Contoh, di awal cerita kita bilang kalau si A (baca: tokoh utama) takut sama anjing. Seiring berjalannya cerita, si A ketemu seekor anjing dan bisa langsung teriak "kyaaa, lucu bangetttttt..." trus peluk anjingnya. Tetottt... Perubahan drastis yang gawat. Dan juga, supaya kita tahu apa saja yang mungkin dan yang nggak mungkin dilakukan si A. Beberapa penulis pemula pasti pingin menulis banyak hal. Pingin karakter dia melakukan ini, itu, banyak sekaliiii... *malah nyanyi* Tapi dia lupa, kalau dengan karakter si A yang demikian, ada beberapa hal yang si penulis harap akan dilakukan si A mustahil dilakukan oleh A. Ini kesalahan yang masih lumayan sering terjadi.

Maka dibutuhkanlah yang namanya pendalaman karakter. Jangan paksa tokoh melakukan yang kita mau, tapi lihat apa yang dia mau dan akan dilakukan. Bisa dibilang, ikuti saja ke mana arus membawa. Terkadang si tokoh itu bisa mengejutkan kita sendiri kalau kita biarkan dia bergerak bebas. Kita bisa mendapat adegan yang bahkan kita nggak sangka-sangka akan ada. Bisa dibilang kita harus punya chemistry dengan tokoh kita supaya cerita kita lebih realistis dan natural, meski cerita kita adalah cerita fiksi. Jangan karena cerita fiksi fantasi kita bisa merubah sifat A sembarangan... Nanti si A bisa marah karena dibuat kayak bocah galau yang sifatnya berubah melulu. =w=" ahahahaha

Sedikit tips juga, kalian bisa menuliskan sifat-sifat karakter yang akan kalian buat dulu supaya bisa lebih detail. Dan biasakan untuk mengedit karya kalian setelah selesai dibuat. Cek dan cek ulang lagi. Pastikan EYD sudah benar, tidak ada plothole, tidak ada typo. Untuk masalah plothole, mungkin kita selaku penulis kadang suka gak sadar saking keenakan nulis. Jadi kalian bisa cari seseorang untuk membaca cerita kita yang masih dalam proses, atau setelah menulis... Tunggu beberapa waktu sebelum dibaca ulang. Itu bisa membantu...

Nah, sekian penjelasannya hari ini... Untuk menemani kalian di malam yang indah ini, aku akan post sebuah cerpen karyaku yang termasuk favoritku sendiri (seneng banget pas selesai nulis ini). Favoritku karena feeling pas lagi nulis tuh dapet banget. Ini kisah dari sesosok malaikat kematian... Yang beda dari biasanya. "The Exile"
Enjoy~

Rabu, 16 April 2014

~Poem Time~

Kadang-kadang kepingin juga coba buat puisi... Jadi, inilah dia... Puisi pertamaku yang dibuat di luar tugas sekolah. "Kembalilah"
Enjoy ^^

Selasa, 15 April 2014

"The Grim and Her Pet"

"Selamat pagi semuanya. Selamat datang di Museum Lukisan Bradford. Nama saya Sofia, dan saya akan menjadi pemandu kalian pagi ini."

Ah, itu bukan aku. Aku hanyalah seorang pecinta lukisan yang sedang datang berkunjung. Bersama kerumunan pengunjung lain, aku pun masuk ke dalam museum dipimpin oleh gadis pemandu berambut cokelat ikal itu.

Museum yang cantik. Aku suka dengan warna keramik yang dipilih untuk dinding dan lantainya, cokelat muda yang cantik.
Setelah melalui lorong masuk, kami sampai di sebuah ruangan besar. Dan mataku pun langsung dimanjakan oleh beragam lukisan cantik beraneka warna. "Pertama-tama, mari kita lihat kumpulan lukisan karya Van Gogh," kata sang gadis. Tepat di saat itulah aku langsung meninggalkan kerumunan. Karena hari ini, aku ingin melihat sebuah lukisan yang berbeda dari yang lain. Sebuah lukisan yang spesial.

Aku pergi ke sayap barat dari museum ini. Melewati beberapa lorong. Hingga akhirnya aku sampai ke tempat yang lebih sepi. Karena di tempat itu, ada sebuah lukisan yang terkenal. Lukisan yang pelukisnya anonim. The Grim and Her Pet.

Goes to Small Competition

Selamat sore~

Kembali lagi ku 'kan bercerita ^^
Kali ini kita masuk ke kisah berikutnya dimana aku mulai masuk ke perlombaan...
Saat sedang searching berbagai page facebook, aku menemukan satu yang menarik. Sebuah page yang memberikan tantangan menulis dengan tiga kata sebagai temanya. Mungkin sebagian dari kalian pernah mendengarnya dan mungkin juga tidak.Namanya adalah Three Word Hall...

Page ini selalu memberikan tantangan mingguan dengan menyajikan tiga paket yang bisa dipilih peserta. Dua paket adalah paket kata. Setiap paket akan berisi tiga kata yang harus digunakan dalam cerpen yang kita tulis. Jelas tiga kata yang ada dalam tiap paket akan sangat "menarik" paduannya. Dan paket terakhir adalah paket gambar. Akan diberikan sebuah gambar yang harus dijadikan acuan penulis dalam membuat cerpennya.

Aku menemukan page ini tepat pada saat event halloween berlangsung... Lombanya jelas bertema horor. Lagi, dengan kenekatan hati ini aku pun mengikuti lomba itu. Dan, siapa sangka? Pendatang baru ini langsung berhasil menjadi tiga besar. Aku berhasil meraih peringkat satu dan dua sekaligus. Hahahahaha *sombong*

Sebenarnya itu seri... Jadi aku dan seorang penulis lain mendapat poin yang sama, makanya bisa dapat dua peringkat sekaligus begitu. :P

Yang lebih tidak disangka-sangka lagi, ternyata aku yang benci film horor bisa menulis cerita horor. Aku paling benci film horor yang banyak scare jump-nya. Aku tidak suka dikageti dengan cara begitu =w="

Karena itu juga, aku bisa tahu jelas adegan yang mengerikan seperti apa dan bisa membuat situasi yang lumayan tegang. Jadi begitulah... ^^ Tanpa panjang lebar lagi, ini dia cerpenku yang berhasil menang itu... "The Grim and Her Pet"

Senin, 14 April 2014

Let's Take a Look

Selamat pagi.. :))
Akhirnya trio cerpen Too Late sudah ku-post semua... Jadi sekarang waktunya membahas beberapa kesalahan teknis yang ada dalam cerpen.

Pertama, sesungguhnya tidak boleh menuliskan angka kalau angka itu hanya terdiri dari satu kata. Ehmm... Supaya lebih mudah, kuberikan beberapa contoh...
  • 1 = harus ditulis -> satu
  • 100 = harus ditulis -> seratus
  • 12 = dibaca "dua belas", lebih dari satu kata, jadi boleh ditulis dengan angka
  • 13.321.654 = bayangkan rumitnya nulis ini dalam versi kata-kata, jadi jelas boleh ditulis dalam bentuk angka
Nah, dalam cerpenku ada banyak angka satuan yang ditulis dalam bentuk angka. Tapi... Kenapa ada aturan begitu sih? Sebenarnya memang sebisa mungkin kita menulis dalam bentuk kata-kata, supaya enak dibaca... Tapi kalau kepanjangan juga susah... Bacanya ribet, makan tempat pula...

Kedua, dalam penulisan dialog ada kesalahan teknis dalam penggunaan huruf besar. Huruf pertama dari awal suatu kalimat dialog harus ditulis dalam huruf kapital.
Contoh:
"Aku menyesal," katanya.
Dia berkata, "Aku menyesal."
Dan seperti yang kalian lihat, kesalahan yang satu ini terjadi beberapa kali dalam cerpenku itu.

Di beberapa cerpen berikutnya mungkin kesalahan ini masih akan terus bermunculan dan bahasanya masih kurang mengalir, karena aku belum bergabung dengan grup kepenulisan berikutnya yang sangat banyak mengajarkanku masalah teknis penulisan... Jadi aku akan jelaskan kesalahan yang ada sedikit demi sedikit. Kalau ada pertanyaan seputar masalah teknis lainnya, tanyakan dan akan dengan senang hati kujawab ^^

Terima kasih sudah membaca~

"Too Late: Princess POV" (3/3)

Menjadi seorang putri, menikahi pangeran tampan yang menyelamatkan nyawamu dari penyihir jahat dan naga, lalu hidup bahagia selama-lamanya. Sungguh suatu dongeng yang klasik. Klasik tapi tetap menawan. Bahkan hampir semua wanita di dunia berharap mimpi indah itu menjadi kenyataan. Kalau melihat dongeng itu, syarat pertama untuk menjadi bahagia...adalah menjadi seorang putri. Dan itulah aku, Putri Veronica dari kerajaan Lochshire.
Tapi sepertinya, mimpi indah itu tetap tidak akan terwujud padaku meski aku adalah seorang putri. Karena jodohku, sudah ditetapkan. Pangeran Rowan... Aku sudah dijodohkan dengannya sejak masih bayi. Bahkan kami sudah bertunangan sekarang. Pangeran Rowan, pangeran dari kerajaan Lorania, adalah pangeran yang dikenal bertabiat buruk. Awalnya aku berharap - benar-benar berharap - itu semua hanya gosip belaka. Aku salah. Gosip-gosip itu benar. Saat kami pertama bertemu, aku bisa langsung melihat buktinya. Pada pelayannya dia bertindak kasar. Pada para pengawal dia mengamuk. Dan padaku, dia sering menyakitiku. Dia selalu bilang kalau dia membenci aku dan semua kepalsuanku.

"Aku tidak akan tertipu pada topeng sok sempurnamu," bentaknya. Aku tidak mempedulikan semua perkataan kasarnya padaku mengingat aku memang tidak melakukan kesalahan apa pun. Tapi aku tidak bisa tidak peduli dengan tindakannya.

Saat sedang di taman, dia pernah mendorongku jatuh dengan alasan terganggu dengan kehadiranku. Saat aku melihat dia sedang sendirian, dia menamparku yang tadinya ingin menemaninya. Dan banyak lagi. Terlalu menyakitkan untuk menceritakan semua. Hanya demi kerajaanku saja aku bisa tetap bertahan. Lochshire sebenarnya tergolong sebuah kerajaan kecil. Dan dengan pernikahan kami, aku bisa menyatukan kerajaan Lochshire dengan kerajaan Lorania yang merupakan salah satu kerajaan besar sehingga kerajaan kami bisa menjadi lebih makmur. Juga mencegah perang.

Kalau pertunangan ini sampai batal, kami khawatir Raja Lorania akan tersinggung dan menyatakan perang. Karena inilah aku harus bersabar. Demi kemakmuran kerajaanku aku bisa terus bertahan. Dan juga... Sebenarnya ada satu hal lagi. Aku bisa tetap tegar berkat seekor kupu-kupu. Aku tahu ini terdengar bodoh. Tapi... Setiap aku merasa sedih, kupu-kupu itu, kupu-kupu hitam kelabu yang sama. Dia selalu datang, seolah berusaha menghiburku. Beberapa kali aku merasa seperti ada yang sedang mengawasiku, di saat itulah aku menemukan kupu-kupu itu sedang terbang di kejauhan. Dia seperti selalu ada bersamaku. Tanggal pernikahan sudah semakin dekat, aku pergi berkunjung ke Lorania untuk beberapa hari. Dan aku yakin telah menerima sekitar 6 tamparan selama aku berada di sana.

Kemudian aku kembali ke Lochshire, Rowan juga ikut bersamaku. Untungnya kami pulang dengan kereta kuda yang berbeda. Akhirnya... Ketenangan, meski tidak lama. Malam harinya, aku berjalan sendirian ke taman. Berusaha memantapkan hatiku untuk merima nasib ini demi kerajaanku.

Di tengah keheningan malam dan cahaya temaram dari bulan purnama, seseorang memanggilku. "Veronica..." Suara yang asing, aku terkejut saat mendapati yang memanggilku adalah Rowan. "Ya, pangeranku?" Saat sinar bulan menerpanya, aku melihat ada yang berbeda. Mata Rowan yang seharusnya berwarna biru, kini berwarna abu-abu.

"Siapa kau?" tanyaku panik.

"Apa maksudmu? Ini aku Rowan..."

"Bohong! Suara dan matamu, semua berbeda!" pekikku, "penja-"

Mendadak suaraku tertahan, bahkan tidak bisa keluar sama sekali. Pria yang mirip Rowan itu mendekatiku. "Tenanglah, Putriku sayang... Aku bukan orang jahat. Aku benar adalah Rowan..."

Suaraku masih tidak bisa keluar, aku bergeming saat dia semakin mendekat. Dia menghela napas. "Baik aku mengaku. Tapi jangan khawatir..." lanjutnya sambil mengelus pipiku, "mungkin kau masih terlalu takut, tapi besok... Akan kujelaskan semuanya besok." Lalu semua berubah gelap.

***

Aku terlonjak bangun. Saat sadar aku sudah berada di tempat tidurku, bahkan matahari sudah mulai tinggi. "Selamat pagi, Yang Mulia," ujar seorang pelayan wanita. "Pa-pagi," jawabku. Aku termenung sejenak. Kemarin itu... Pria bermata kelabu... Mimpi?

"Ada apa Yang Mulia? Apa Anda merasa kurang sehat?" tanya pelayan itu khawatir.

"Ti-tidak... Aku...aku baik-baik saja," jawabku tergagap, "hanya habis mengalami mimpi yang aneh."

Aku pun beranjak ke ruang makan seusai mandi dan berganti pakaian. Di sana, ayah dan Rowan duduk menanti. Para pelayan sedang sibuk menata makanan dan peralatannya. Ayahku, sang Raja, menatapku gembira, "selamat pagi, Putriku sayang..."

"Pagi, Ayah..." jawabku. Rowan menatapku sambil tersenyum. Itu tidak biasa. Saat kulihat warna matanya, abu-abu. Kemarin itu bukan mimpi!

"Ayah! Dia!" pekikku kaget. Ayah malah tertawa, "tenanglah, Sayang," ucapnya lembut. Dia bangkit berdiri lalu membimbingku duduk di sebelahnya, tepat di seberang 'Rowan'.

"Begini, Sayang. Biar ayah jelaskan... Semua kabar yang tersebar kalau Pangeran Rowan adalah seorang yang kasar, itu semua sudah diatur. Hanya rekayasa."

Aku membeku, "apa?"

"Iya, semua sudah diatur sejak aku kecil, orangtuaku yang merencanakan semua ini. Mereka... Mereka hendak mencari istri yang tepat bagiku. Yang menerima diriku apa adanya. Maka kami menciptakan situasi ini. Semua hanya rekayasa. Maafkan semua tindakanku yang berlebihan selama ini 'ya..." jawab 'Rowan'.

Apa-apaan ini? "Ayah! Dia bukan Rowan! Lihat matanya! Rowan yang asli bermata biru! Matanya abu-abu!" Ayah malah menatapku bingung.

"Apa maksudmu, Sayang? Sejak awal mata Rowan berwarna abu-abu." Aku terhenyak. Di kursinya, 'Rowan' menatapku sambil nyengir. Ayah tertawa, "oh, Sayang. Kau pasti salah ingat. Sudahlah, sebaiknya kita segera makan. Pangeran Rowan juga pasti sudah lapar." Rahangku mengencang. Ini tidak benar. Tapi aku tidak bisa apa-apa. Ada yang tidak beres. Aku yakin sekali Rowan bermata biru. Jadi aku duduk dan makan dalam diam sementara Ayah bercengkerama dengan siapa pun itu di hadapanku.

Siangnya, aku jalan-jalan ke tepi hutan. Berharap aroma pinus bisa menyegarkan kepalaku. Di belakang 4 orang ksatria berjalan mengawalku. Aku jadi berpikir... "Aaron," panggilku. Salah satu ksatria itu menghampiriku, "ya, Yang Mulia?"

"Katakan, apa kau tahu warna mata Pangeran Rowan?"

"Tentu saja Yang Mulia, warna mata Pangeran Rowan adalah bi-" Seekor kupu-kupu hitam kelabu mendadak muncul di antara kami sebelum dia terbang pergi. Kupu-kupu itu lagi, tapi ini bukan saat untuk memikirkannya.

"Ya? Apa warnanya?" tanyaku lagi. Hening sejenak. "Aaron?" panggilku.

"Ah, maaf Yang Mulia. Tanpa sadar aku melamun. Warnanya abu-abu, Yang Mulia."

Aku terperanjat. Apa yang terjadi? Aku yakin dia mau bilang biru tadi! Tiba-tiba Rowan muncul dari belakang para ksatria. Mereka pun memberi hormat padanya dengan membungkuk. "Selamat siang, Ksatria. Maaf aku mengganggu tugas kalian..."

"Tidak, tidak sama sekali, Yang Mulia," jawab Aaron cepat-cepat.

"Kalau begitu, boleh aku meminta bantuan kalian?" tanyanya. "Tentu saja, Yang Mulia. Apa yang bisa kami lakukan untuk Anda?" "Aku ingin berjalan-jalan berdua saja dengan Putri. Bisakah?"

"Ah, tapi kami diperintahkan untuk terus mengawal beliau..."

"Tenanglah. Aku yang akan menjaganya." Aaron dan para ksatria saling menatap untuk sesaat. Aku mau menolak, tapi aku tidak tahu harus mengatakan apa di hadapan para ksatria.

"Baiklah, Yang Mulia. Kami mohon undur diri." Aku bergidik. Saat para ksatria pergi, ingin rasanya aku berteriak memanggil mereka kembali.

"Putri... Ikutlah bersamaku." Aku ragu-ragu saat Rowan ini menjulurkan tangannya. "Percayalah padaku, jika aku jahat, aku pasti bisa melakukan yang terburuk dari awal." Aku tertegun. Itu ada benarnya. Aku pun memegang tangannya dan dia membimbingku memasuki hutan. Tangan yang hangat. Kehangatan yang tidak pernah bisa diberikan Rowan yang asli. Rowan yang asli hanya bisa memberikan rasa panas menyengat di permukaan kulitku.

Aku tersadar dari lamunan saat Rowan yang ini memanggilku, "Veronica..."

"Ya?" Saat sadar aku sudah berada di tengah hutan Lochshire.

"Aku memang bukan Rowan," sudah kuduga, dia melanjutkan, "aku adalah seorang penyihir pengembara. Namaku Ralph dari Norvana Utara."

"Apa yang kau lakukan dengan berpura-pura jadi Pangeran Rowan? Di mana Rowan yang asli?"

"Rowan yang asli, dia sudah tidak ada. Maksudku, tidak di sini. Dia sudah pergi. Dia menginginkan kebebasan. Jadi aku mengabulkannya dengan menggantikan posisinya."

"Apa maksudmu? Jangan bohong, kau pasti mau menjadi raja dengan cara yang licik?" tanyaku dengan nada meninggi.

"Tidak. Menjadi raja sama sekali tidak terbesit di benakku. Yang kuinginkan, adalah menjadi pangeran yang sempurna untukmu, Malaikatku sayang." Aku terhenyak.

"Kau bahkan tidak mengenalku!" ucapku.

"Tidak, Putri. Sebaliknya. Aku sangat mengenalmu. Bahkan kau sebenarnya mengenaliku juga. Dalam wujud yang berbeda." Sebuah tongkat mendadak muncul di tangan Ralph. Dia mengangkatnya dan dalam sekejap dia berubah menjadi seekor kupu-kupu hitam kelabu.

"Kau..." gumamku tidak percaya. Ralph kembali ke wujud manusia. Dan tanpa sadar, kakiku mulai berlari membawaku masuk ke kedalaman hutan. Dari kejauhan aku bisa mendengar namaku dipanggil. Tapi aku tidak peduli. Ada penyihir dan dia melakukan sesuatu pada Pangeran Rowan yang asli. Aku tidak boleh percaya padanya. Dia pasti bohong. Dan sepertinya dia bisa menghipnotis orang. Seperti yang terjadi pada Aaron, itu pasti bagian dari sihirnya. Aku tidak tahu harus apa...

"Aaaah!" Aku tersandung akar dan jatuh. Aku meringis saat sadar kakiku terkilir. Saat mencoba duduk, lengan gaun biruku tersangkut semak berduri dan sobek. Tapi aku mengabaikannya. Aku duduk dalam diam. Haruskah aku melawan penyihir itu, atau tidak? Dia adalah kupu-kupu itu. Kupu-kupu yang selalu hadir saat aku sedih. Yang selalu menemaniku. Memang dia menipu semua orang dengan sihirnya. Tapi...

Suara gemerisik daun di kejauhan menyadarkanku dari lamunan. Dilanjutkan suara yang mirip langkah kaki yang berat. Aku menoleh, tubuhku gemetar. "Siapa?" tanyaku dengan susah payah. Seekor beruang hitam besar muncul dari balik pepohonan. Tanpa sadar aku memekik kaget. Beruang itu menggeram marah dan berdiri dengan kedua kaki belakangnya. Hendak mengayunkan cakar depannya ke arahku. Aku mencoba bangkit dan kabur. Tapi kakiku yang terkilir membuatku jatuh terduduk. Aku memekik saat cakar itu mengarah padaku. Kupejamkan mataku karena takut. Semua berubah hening. Apa yang terjadi?

Saat aku membuka mata, "kau tidak apa-apa, Putri?" tanya Ralph dengan darah yang mengalir keluar dari mulutnya. Cakar beruang itu menancap ke punggungnya. Belum sempat membuka mulut, beruang itu kembali menggeram dan mengayunkan cakarnya yang lain. Ralph mengangkat tongkatnya tinggi dan sebuah bola api kelabu muncul di udara. Bola api itu terbang ke arah sang beruang. Dia mulai melangkah mundur. Beruang itu menggeram keras tapi akhirnya memutuskan untuk kabur.

"Syukurlah kau tidak apa-apa, Putri..." gumam Ralph. Dia terbaring lemas di tanah sambil menatapku lega.

"Bodoh! Kenapa kau tidak menggunakan sihir saja sejak awal? Kau 'kan jadi tidak perlu terluka!" bentakku sambil memeriksa punggungnya yang terluka. Dia malah tertawa pelan, "aku tidak bisa berpikir jernih saat melihatmu dalam bahaya." Matanya memejam.

"Hei, Ralph... Ralph?" panggilku. Dia pingsan. Aku melihat tongkat yang ada di tangannya. Aku mengambilnya lalu menjadikannya alat untuk membantuku berjalan. Harus segera memanggil pertolongan untuk Ralph, hanya itu yang ada di benakku. Sambil berjalan terseok-seok, aku membuat keputusan. Aku...akan diam.

***

Menjadi putri, menikahi pangeran tampan yang rela menyelamatkanmu dari naga dan penyihir, hidup bahagia selamanya. Kurasa aku sudah menyerah dengan mimpi itu. Karena sekarang, aku yang seorang putri ini malah akan menikah dengan penyihir yang menyelamatkanku dari pangeran kejam dan hidup bahagia selamanya. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Rowan yang asli, tapi aku percaya pada Ralph. Aku yakin dia melakukan sesuatu yang baik untuknya. Kuputuskan untuk tidak bertanya sekarang. Mungkin nanti. Saat Ralph mau menunjukkan wujud aslinya padaku.

Aku akan sabar menunggu. Kisah mengenai Pangeran Rowan yang kejam pun sirna. Dengan sihirnya, Ralph berhasil menghipnotis Raja dan Ratu Lorania. Membuat semuanya sesuai dengan kisah yang ia bangun. Semua kekasarannya adalah kepalsuan belaka, dan mata Rowan yang asli memang berwarna abu-abu. Mungkin aku salah karena membiarkannya. Mengingat aku tidak tahu pasti nasib Pangeran Rowan. Tapi mungkin juga tidak. Aku tidak tahu. Karena satu hal yang aku yakin pasti. Ralph adalah yang terbaik bagiku. Bersamanya, aku akan hidup bahagia selama-lamanya.

Minggu, 13 April 2014

"Too Late: Magician POV" (2/3)

Angin berhembus pelan, burung berkicau dengan merdu, langit biru yang luas, matahari bersinar cerah, apa yang lebih baik dari ini semua? Mengembara dengan bebas dari pulau ke pulau. Menikmati keindahan bumi ini. Itulah kesenanganku.

Saat ini aku tengah berbaring di bawah pohon ek. Menikmati suasana hutan Lochshire. Membiarkan angin menerpa tubuhku dengan lembut. Seekor burung mendarat di sampingku, berkicau seolah menyapaku.
Aku tersenyum. "Apa kau lapar?" tanyaku sambil menjentikkan jari. Tasku yang tergantung di ranting pohon ini pun melayang turun.

Kugerakkan sedikit jariku, sepotong roti yang ada di dalam tas melayang keluar. Terpotong di udara hingga jadi remah-remah kecil sebelum mendarat lembut di atas tanah. Burung gereja cokelat itu berkicau senang dan memanggil teman-temannya. Lima ekor burung gereja lain datang dan bergabung untuk makan.

Ah, aku sungguh tidak sopan, perkenalkan... Namaku Ralph, sang penyihir pengelana dari Norvana Utara. Kebebasan adalah jalan hidupku. Menjelajahi dunia yang tak terbatas. Berjalan tanpa tujuan dan menemukan kejutan indah yang disediakan alam.

Tapi...kurasa aku harus segera mengakhiri jalan hidupku yang tanpa arah ini. Karena kini aku telah menemukan sebuah tujuan di sini, di Kerajaan Lochshire ini. Aku bertemu dia... Putri Veronica. Mata hijau emerald yang berbinar, senyuman seindah senyum malaikat, rambut cokelat yang halus. Cantik sekali.

Pertama aku bertemu dengannya, dia sedang berjalan di padang rumput. Tentu saja sambil dikawal beberapa ksatria yang siaga dengan pedang di pinggang. Tapi itu bukan masalah bagiku. Dengan sedikit sihir, aku menghampirinya dalam wujud kupu-kupu hitam kelabu. Dia menyambut kedatanganku dengan menjulurkan tangannya. Membiarkanku hinggap di tangannya yang selembut sutra.

Aku jatuh cinta. Hatiku terpikat pada malaikat ini. Sejak saat itu, aku terus mengawasinya. Memperhatikannya dari kejauhan. Mencari tahu segala tentang malaikatku ini. Dia suka membaca buku. Dia suka dengan teh beraroma mawar, tapi dia tidak begitu suka teh herbal. Aku juga tahu hewan-hewan apa yang dia takuti. Termasuk bagian yang terburuk. Malaikatku sudah memiliki tunangan.

Hatiku hancur. Dan semakin hancur saat tahu, tunangannya...adalah Pangeran Rowan dari Kerajaan Lorania.
Pangeran yang terkenal akan perilakunya yang kasar dan ucapannya yang menusuk. Aku tidak terima.

Kenapa malaikat secantik Veronica harus bertunangan dengan iblis kasar seperti itu? Aku membencinya - memang aku tetap tidak akan suka meski Veronica bertunangan dengan pria lain - tapi ini berbeda. Malaikat bersama iblis? Itu bodoh. Dan setiap kali aku melihat iblis itu menyakiti malaikatku, hatiku sakit... Sangat sakit.

Kenapa dia terus menyakitinya? Gadis lembut seperti dia, kenapa harus kau sakiti seperti itu? Tidakkah kau sadar betapa beruntungnya kau bisa mendapatkan dia?

Waktu demi waktu berlalu, tanggal pernikahan mereka semakin dekat. Aku mengikuti Veronica hingga ke Lorania. Sepanjang hari, iblis itu masih terus menyakiti malaikatku. Ini sudah kelewatan. Jika dia tidak suka dengan kesempatannya, maka aku yang akan mengambilnya.

Aku meninggalkan Lorania tepat lima hari sebelum tanggal pernikahan. Melakukan pencarian untuk rencana besarku. Setelah melakukan pencarian selama dua hari, aku menemukannya, ladang bunga Psevchaste. Sekilas bunga ini mirip dengan bunga mawar hitam. Yang membedakannya dari mawar biasa adalah duri dan tangkainya yang transparan bagai kristal.

Aku pun bergegas kembali ke Lochshire dengan sekantung penuh Psevchaste. Lalu langsung menuju ke danau Lochshire. Kuletakkan semua barang bawaanku ke tanah. Aku berlutut di tepi danau dan bercermin di permukaan airnya yang jernih. Menatap bayangan diriku sendiri untuk terakhir kalinya. Rambut cokelat sedagu, kulit putih, mata abu-abu. "Sampai nanti, diriku..." gumamku.

Aku pun bangkit dan memulai sihir besarku. Aku menumbuk halus semua bunga itu sambil menggumamkan mantra. Asap ungu tercipta dan mulai menguar ke udara. Asap itu semakin tebal sebelum akhirnya menelan seluruh tubuhku. Saat asap itu mulai menghilang, kutatap tanganku. Warna kulitku kini menjadi kecokelatan. Rambutku menjadi lebih pendek dan berubah hitam. Dan tubuhku, semuanya telah berubah. Mantra perubah wujud, berhasil.

Langkah berikutnya. Aku mendatangi kamar pangeran tampan kita, untuk memberinya sedikit pelajaran.
Aku menyeringai saat dia terkejut melihat sosokku yang tersembunyi sepenuhnya dalam jubah hitam, wajahnya pucat bagai batu kapur. "Kau mahluk menyedihkan, memperlakukan wanita yang penuh cinta seperti sampah... Memalukan..." ucapku.

"Siapa kau? Berani sekali kau datang tanpa diundang dan menceramahiku?" bentaknya.

"Aku? Aku hanya seorang pengembara. Merantau tanpa tujuan. Dan kau tahu? Kurasa aku akan berhenti merantau. Karena aku menemukan sebuah tujuan," ucapku sambil terkekeh, "kau mendapat kesempatan emas dan kau mengabaikannya. Jadi, kenapa tidak aku saja yang mengambil kesempatanmu itu?"

Pangeran bodoh itu mengambil pedang yang terpajang di perapian, hendak menyerangku. Tapi itu sia-sia. Dengan sedikit mantra, aku mengubahnya menjadi kecoak. Tawaku menggema ke seluruh ruangan saat kecoak buruk itu berputar-putar kebingungan. Dia bahkan sempat mencoba menubrukkan tubuhnya padaku.
"Yang MULIA... Tolong tenang. Kau harusnya bersyukur, aku tidak membunuhmu. Aku hanya mengubahmu...menjadi wujud yang paling sesuai untukmu. Kini kau tidak akan pernah bisa bertemu Veronica-ku lagi selamanya. Kau pasti senang... Ya 'kan?" ujarku sambil menyeringai. Aku membuka tudung jubahku. Dan gerakan kecoak itu berhenti seolah membeku. "Terkejut melihat dirimu sendiri, Pangeran? Tenanglah, aku bukan kembaranmu atau apa pun yang ada di pikiranmu. Aku cuma orang yang mau merebut posisimu. Itu saja..." lanjutku sambil tertawa puas. Aku pun pergi meninggalkan kamar itu, menuju ke tempat Veronica-ku.

Dia sedang sendirian di taman kerajaan. "Veronica..." panggilku lembut. "Ya, Pangeranku?" jawabnya. Aku tersenyum lebar.

Aku berhasil. Aku telah menemukan tujuan dan berhasil mendapatkannya. Malaikatku sayang. Kau milikku. Dan hanya milikku seorang.

Sabtu, 12 April 2014

"Too Late: Prince POV" (1/3)

Kau tahu? Menyesal...saat itu terjadi, rasanya sangat sakit. Itulah yang sedang kurasakan sekarang. Sambil bersembunyi di atas pohon ek yang rimbun aku menangis. Menyalahkan diri sendiri yang terlambat - sangat terlambat - sadar kalau gadis yang sedang duduk di kursi taman itu, gadis yang selalu bersamaku selama ini, aku mencintainya.

Gadis itu, Putri Veronica, duduk dengan anggun di atas kursi marmer itu. Sebuah buku terbuka di pangkuannya. Dia membaca sambil tersenyum. Senyumnya begitu cantik. Begitu cantiknya hingga mampu memukau semua pria yang ada di kerajaan ini. Senyum ini juga yang membuat namanya terkenal ke seluruh kerajaan di dunia ini.

Angin berhembus pelan. Meniup rambut cokelat gadis itu. Mata hijau emeraldnya dapat kulihat dengan jelas untuk sesaat. Lalu, gaun satin putih yang melilit tubuhnya, membuat dia nampak lebih sempurna lagi. Sayang, aku sudah tidak bisa muncul lagi di hadapannya. Tidak sekarang, tidak nanti, tidak akan pernah lagi. Aku bodoh telah menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan padaku.

Saat dia masih menjadi tunanganku. Aku menyia-nyiakan dia. Memperlakukannya dengan buruk. Dulu aku merasa dia hanya gadis sok tahu, yang selalu mengganggu dengan terus mengikutiku. Padahal harusnya aku sadar, dia masih mau mengikutiku, menemaniku. Aku, Pangeran Rowan. Kasar, pemarah, suka mencela, itulah aku.

Suatu hari, seorang penyihir pengembara muncul. Saat aku sedang sendirian di kamarku, dia muncul, dengan jubah hitam dan tongkat kayu yang sama tinggi dengan tubuh pria itu. "Kau mahluk menyedihkan, memperlakukan wanita yang penuh cinta seperti sampah... Memalukan..." ucapnya sambil menatapku dengan mata kelabunya.

"Siapa kau? Beraninya sekali kau datang tanpa diundang dan menceramahiku?" bentakku.

"Aku? Aku hanya seorang pengembara. Merantau tanpa tujuan. Dan kau tahu? Kurasa aku akan berhenti merantau. Karena aku menemukan sebuah tujuan," ucapnya sambil terkekeh.

Dan di sinilah aku sekarang, bersembunyi. Tidak bisa menampakkan wajahku. Seorang pria datang menghampiri Veronica. Tinggi, kekar, rambut hitam pendek, mata abu-abu. Si penyihir. Veronica tertawa saat penyihir itu mengecup kepalanya, "Ralph, kau ini..."

Sudah cukup, aku sudah tidak tahan lagi. Kuhapus air mataku, menunggu. Veronica meletakkan bukunya di kursi, pergi memetik bunga. Ralph duduk di sana, sendiri. Ini kesempatanku. Aku melompat turun, berusaha menerjang ke arah wajahnya. Tapi dia hanya menyeringai. Sebuah tongkat muncul di tangannya. Dalam sekejap aku sudah berada di tanah. Kakiku patah, antenaku putus, sayapku sobek, badanku terluka.

"Dasar pangeran bodoh, dalam wujud kecoak masih nekat melawanku?" ujar Ralph sambil terkekeh.

Aku hanya bisa meringis kesakitan. "Jangan mimpi, kau sudah punya banyak kesempatan. Aku memperhatikan kalian cukup lama. Dan kau selalu menyia-nyiakan dia. Kini dia milikku. Aku sudah menghapus keberadaanmu dari ingatan semua orang dengan sihirku. Kau sudah tiada. Seharusnya kau terbang pergi selagi kau bisa."

Veronica kembali dengan beberapa kuntum lili di tangannya. Ralph merapikan kemeja putihnya. "Ada apa? Kenapa memunculkan tongkatmu? Apa ada sesuatu?" tanya Veronica khawatir.

Ralph hanya nyengir, "tidak ada apa-apa, Sayangku. Hanya ada serangga pengganggu." Veronica terkikik, "begitukah, Pangeranku?" Lalu keduanya beranjak pergi.

Inilah akhirnya. Dengan tubuh hancur aku berteriak kesakitan di tengah taman, menanti datangnya maut dalam wujud yang paling ditakuti Veronica. Tidak ada yang mendengar teriakanku, tidak ada yang datang menolongku, tidak ada Veronica. Aku menyesal. Dan penyesalan ini sangat terlambat.

What's Next?

Selamat pagi...... ^^
Hari yang cerah~
 
Hari ini kumau bahas tentang karya keduaku... Sebenarnya, ini cerpen yang bisa dibilang cerpen gagal... :P secara... bisa dibilang plotnya hampir gak jelas. Gak ada depannya, buntutnya gak seru, terlalu cepat alurnya... Di kecom (baca: kemudian.com) pun dikomen kurang jelas dan plot hole bertebaran... Judul cerpennya... "Too Late"

Asal mula pembuatan cerpen ini...karena kepingin coba buat dongeng dengan sedikit twist. Dongeng kerajaan yang gak kayak biasanya. Karena dongeng pada umumnya pasti putri ketemu pangeran, sudden love in first sight... Hidup bahagia sampai selama-lamanya. Tamat. Terlalu biasa... jadi, TULISSSSS... Setelah kelar langsung kirim ke kecom. Dan dapatlah kritik sana sini~

Namanya juga baru belajar. Ya...modalnya cuma nekad dan terima kritik saran. Terus, karena ini salahnya di jumlah plot hole yang banyaknya gak ketolongan, sempet ngerasa kalau ini cerpen masih bisa dibenerin. Sayang banget kalau gak "dipercantik". Mendadak kepikiran kalau misalnya ceritanya gak bisa lengkap dari satu tokoh utama, gimana kalau pake sudut pandang tokoh lain juga?

Akhirnya jadilah trio cerpen dari "Too Late". Post berikutnya adalah cerpen pertama yang pure masih gak sepenuhnya jelas jalan ceritanya. Jadi kalau berasa ada yang kurang, ada unsur yang hilang, atau gak jelas... nantikan post berikutnya lagi ya~

Please enjoy... "Too Late" from the Prince POV

N.B. POV = Point of View (Sudut Pandang)

Jumat, 11 April 2014

I'm the King of the Day

Akulah sang raja... Aku bisa melakukan apa pun... Akulah sang raja, segala keinginanku akan dipenuhi hanya dalam satu perintah...

Di sinilah aku, berjalan diiringi keempat pengawalku berseragam lengkap dengan senjata tersimpan di pinggang mereka. Aku berjalan di depan mereka, melangkah dengan anggun penuh kepercayaan diri. Matahari bersembunyi di balik awan, menyembunyikan wajahnya seolah ikut memberi hormat padaku. Aku menyeringai, itu hal yang wajar, akulah sang raja. Tiba-tiba sebuah bola sepak menggelinding ke dekat kakiku. Diikuti seorang bocah laki-laki yang berlari mengejarnya. Pengganggu... Pengacau... Dasar perusak! Ah, aku ingat... Dulu aku juga pernah bertemu seorang pengganggu, sebelum aku menjadi raja yang agung. Aku menendangnya, merantainya, mengiris wajahnya, lalu dengan api aku-

"Hentikan! Kau mengganggu sang raja! Pergi!" Teriak salah satu pengawalku. Bocah itu terkejut lalu berlari pergi dengan gemetar. Pengawalku yang lain datang, memungut bola itu dan melemparnya jauh-jauh. Benar juga, kenapa aku harus repot-repot bertindak? Aku adalah raja... Pengawalku ada untukku. Aku tersenyum puas. Kedua pengawalku membungkuk memohon maaf atas gangguan tadi, lalu kembali ke posisi mereka semula. Aku kembali berjalan. Di langit beberapa burung gereja terbang sambil mengepakkan sayap kecil mereka. Angin berhembus lembut menerpa jubah beludruku. Sangat menyenangkan. Di sungai beberapa ekor ikan melompat ke permukaan sebelum kembali menyelam. Mereka memberi hormat padaku? Ah, ya... Aku 'kan sang raja. Itu wajar.

Aku berjalan sambil tersenyum lebar. Tapi tiba-tiba seorang pria berpakaian kumal datang menghampiriku. Pengganggu lagi... Perusak... Pengacau... Mungkin aku bisa meninjunya, mematahkan rahangnya, memecahkan tempurung kepalanya dengan batu, lalu-

"Berhenti! Jangan dekati sang raja! Jangan mengganggu beliau!" Bentak pengawalku. Awalnya si pria kumal tidak peduli dan tetap ingin mendekatiku. Apa aku harus bertindak? Tidak. Tiga pengawalku langsung meringkusnya, memarahinya, lalu mengusirnya. Pengawalku yang lain bersiaga di depanku. Merentangkan lengannya, berusaha menjaga jarak pria itu dariku. Ah, aku tidak perlu bertindak. Tentu saja, akulah sang raja! Pengawalku ada untuk melindungiku.

"Ah, aku haus..." Gumamku. Dengan sigap salah satu pengawalku yang membawa ransel di punggungnya mengeluarkan sebuah termos dan gelas kaca. Menuangkan segelas lemonade dingin untuk sang raja. Aku meminumnya dengan puas. Aku senang menjadi raja.

Setelah rasa hausku hilang, aku kembali berjalan.

Beberapa jam berlalu penuh kedamaian. Aku raja yang bahagia. Mendadak terdengar alarm jam tangan salah satu pengawalku. Aku menoleh. Pengawal itu mendekat dan berlutut di hadapanku, "maafkan hamba yang mulia, tapi ini sudah saatnya untuk kembali..."

Aku tersenyum, "begitukah? Aku mengerti, antarkan aku pulang..." Perintahku. Semua pengawalku menunduk patuh. Satu di antara mereka menelepon jemputan dengan ponselnya. Sebuah mobil jeep datang menjemput kami. Kami pun pulang.

***

Kami melalui sebuah gerbang besar dari jeruji besi. Melewati sebuah lapangan yang dipenuhi kerumunan manusia. Saat sampai di gedung utama tempat ini, aku turun. Pengawalku melepaskan jubahku dengan sopan. Mengantarku masuk ke dalam. Setelah melewati beberapa pintu yang masing-masing diawasi seorang penjaga, aku sampai di sebuah aula terbuka. Beberapa penjaga lain sudah menunggu di sana, berbaris rapi dengan senapan di tangan. Pengawalku datang dengan sebuah kain hitam panjang di tangannya, "maafkan aku yang mulia, bolehkah...?" Aku mengangguk, "silahkan..."

Dia balas mengangguk lalu menutup mataku dengan kain itu. Kemudian dia membimbingku ke tengah aula, lalu meninggalkanku di sana.

Seorang pria berteriak dari kejauhan, "seperti yang telah diputuskan oleh hakim dan yang telah diberitakan sebelumnya. Dengan ini, Rudolf Gale alias King of Death, dijatuhi hukuman mati atas pembunuhan sadis terencana yang telah dilakukan pada 20 orang. Permohonanmu telah dilaksanakan, menjadi raja dalam sehari. Kini waktu eksekusi telah tiba..." Sisanya terdengar samar-samar bagiku. Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri. Eksekusi? Permohonan menjadi raja sehari? Ah, ya... Aku ingat... Aku sudah bersenang-senang. Dan inilah puncaknya. Saatnya beristirahat. Hening sejenak. "Angkat senjata!" Terdengar suara derap. "Bersiap!" Suara senapan yang dikekang menyusul. "Tembak!" Letusan senapan terdengar. Dan kegelapan total menelan tubuhku. Tubuh sang raja pembunuh.