Kembali lagi aku akan merusuh di sini :D
Hari ini aku mau bicara sedikit tentang gaya bahasa. Gaya bahasa mana sih yang benar?
Semuanya benar.
Gaya bahasa setiap penulis itu berbeda. Dan kalau sudah punya gaya sendiri, pasti susah kalau mau coba menggantinya. Cara kita menulis bisa menggambarkan karakter si penulis juga. Jadi itu yang membuat sulit untuk mengganti gaya bahasa kita, karena hal itu mirip dengan mengganti karakter kita sendiri. Tapi ada kalanya gaya bahasa kita terpengaruh dari penulis yang karyanya sering kita baca. Tapi itu pun bisa terpengaruh karena kita merasa nyaman saat membacanya kan? Jadi sama saja... Pada akhirnya gaya bahasa kita akan menunjukkan karakter kita.
Setelah kita menemukan gaya bahasa yang tepat, cara penggambaran yang tepat (ada yang cenderung menggambarkan apa yang tokoh lihat, ada yang cenderung ke arah perasaan tokoh, dll.), cara kita menulis (dengan pena? Komputer? Laptop?), dan lain-lain serta mengasahnya dengan sering membaca dan menulis maka itu pasti. Kalian pasti akan jadi penulis handal suatu hari nanti. Aku yakin itu. Aku sendiri butuh waktu untuk menemukan gaya yang tepat jadi jangan khawatir kalau kalian belum menemukannya.
Cuma info... Gaya bahasaku itu cenderung menulis dalam kalimat yang singkat dan to the point. Cenderung menggambarkan perasaan tokoh. Kelihatan kan di setiap cerpenku? Lalu aku lebih memilih mengetik dengan laptop, lalu...
//Sudah Wyn, ayo lanjut... =w="
Pada awalnya kalian juga pasti akan kesulitan saat mulai menulis. Aduh, waktunya lagi nggak pas... Atau, aduh, lagi nggak mood. Yah, aku nggak akan menyalahkan. Jika kalian masih pemula itu memang wajar. Tapi pada akhirnya kalian harus belajar mengatur mood sendiri. Kalau mau menjadi penulis yang profesional, tidak bisa terus bermanja pada alasan waktu atau tempat yang tidak tepat. Konsentrasi, hanya itu yang kita butuhkan. Dan aku telah belajar membuat zonaku sendiri. Aku bisa memaksakan diri tetap menulis meskipun mood sedang naik turun. Yah, saat aku membuat zonaku sendiri, aku jadi tidak bisa dengar apa-apa selain isi pikiranku sendiri. Itu membuat orang lain sering mengoceh karena merasa diabaikan olehku. Tapi... Bahkan aku tidak sadar orang itu sudah ada di dekatku dari kapan. *cry* Tapi ya sudahlah. Apa mau dikata. Hahahahaha... "Maaf, ulang dong tadi ngomong apa..." :P
Iya, itu memang tidak baik... Orang lain jadi susah. Makanya aku selalu bilang ke orang lain dulu kalau mau mulai nulis. Supaya mereka nggak ngomel dan memanggilku untuk merespon dulu... Hehehehe... Ya sudah, sekian dulu saja... Sekarang saatnya post cerpen baru... Dan maaf, sekali lagi temanya agak sedikit berdarah tapi tidak sebanyak yang kemarin... Maklum, waktu itu aku lagi belajar membuat tema misteri dan gore. Jadi ya begitu... Dan inilah dia, "White Mask". Selamat membaca.