Banyak orang yang masih bingung dengan penggunaan -pun. Jadi aku ingin membahasnya sedikit hari ini. Singkat saja...
Coba tebak. Mana yang benar?
"Sekalipun" atau "sekali pun"?
Dua-duanya benar. Ahahahahahaha. Hayolohhhhh...
Jadi begini, partikel -pun ditulis terpisah dari kata sebelumnya.
Misalnya:
- Aku pun tak sanggup lagi berlama-lama di sana.
- Seorang jenius pun belum tentu bisa menjawab soal ini.
- Jika dia benar dirawat, sekali pun aku tidak akan menjenguknya.
Tapi partikel ini bisa juga harus ditulis tersambung dengan kata sebelumnya. Yang harus ditulis tersambung itu biasanya mereka yang di bawah ini, nih:
adapun, andaipun, bagaimanapun, kalaupun, maupun, meskipun, sekalipun, walaupun, dll.
Loh? Ada sekalipun??? Tadi di awal tulisnya "sekali pun"?
Nih penjelasannya. Pakai contoh, deh, supaya lebih gampang.
"Sekalipun ada ujian, sekali pun dia tidak akan menyentuh bukunya."
Nemu polanya? Nggak? Ya sudah, kujelaskan secara sederhana, ya.
"Sekalipun ada ujian,"
=> Sekalipun di sini statusnya kayak "meskipun". Menjelaskan kondisi gitu, loh...
"sekali pun dia tidak akan menyentuh bukunya."
=> Di sini artinya satu kali pun dia nggak akan megang buku. -pun di sini punya makna seperti "juga". Satu kali juga sudah mustahil dia akan megang buku.
Nah... Sudah paham? Sudah paham? Makanya tadi di awal aku bilang dua-duanya benar. Itulah alasannya. Semoga paham dengan penjelasan singkatku, ya. Kalau nggak paham boleh nanya lagi, sih... Ahahaha. Jadi sekian dulu, ya, sharing hari ini. Have a great weekend all~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar