Ah, dunia... Begitu penuh dengan perbedaan dan beragam opini. Begitu berwarna dengan variasi ide di mana-mana. Tapi ada kalanya perbedaan itu yang menimbulkan perdebatan, dan berakhir dengan perselisihan. Ingat tentang plagiat yang kuceritakan kemarin? (Kalau lupa coba lihat lagi di sini). Ternyata masalah plagiat penulis satu itu menjadi melebar. Lalu sepertinya terjadi perdebatan kecil juga.
Sekarang seolah jadi ada dua sisi. Sisi pendukung anti plagiat, sisi ini mendukung keputusan grup penulis yang mengeluarkan si tersangka plagiat, sebut saja X, dari grup dan menyuruhnya menulis surat pernyataan melakukan plagiat sekaligus minta maaf. Sisi lain adalah sisi pendukung X. Pendukung X rata-rata adalah teman dan fans dari si X. Mereka-mereka ini justru kagum dengan perbuatan X yang begitu berani dan mau mengakui kesalahan. Ada juga dari kalangan pendukung X yang menyatakan kalau plagiat itu tidak masalah.
"Bukannya bagus? Berarti dia kreatif bisa mengambil beberapa bagian dari karya orang lalu menciptakan karya baru dengan merangkainya?" kata salah seorang pendukung X. Atau ada juga yang bilang begini, "Memangnya kenapa nggak boleh plagiat? Namanya juga penulis pemula. Masih belajar. Lagian si pencipta karya juga harusnya kan senang. Karyanya begitu bagus sampai ada yang mau plagiat. Menulis kan bukan demi uang?"
Terserah kalian ada di sisi yang mana. Tapi entah kenapa aku hanya bisa memegangi kepalaku saat melihat komentar dari sisi pendukung X. Kenapa? Coba baca surat terbuka ini... Isinya menggambarkan isi pikiranku, bahkan jauh lebih detail dan dalam. Surat tersebut ditulis oleh salah satu admin grup Pedas.
Ah... Semoga generasi penulis berikutnya tidak diwarnai plagiarisme. Cuma itu yang bisa kukatakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar